Tuesday, January 31, 2012

Maulid Nabi Muhammad SAW






Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد، مولد النبي , mawlidun-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat
Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini
adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Sejarah

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
(1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari
Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang
kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.

 

Perayaan di Indonesia

Masyarakat muslim
di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan
perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.

 

Pandangan tentang Maulid

Ada
perbedaan pendapat tentang hukum maulid, tapi esensinya hanya masalah
furu’ (cabang) agama. Hanya orang-orang yang memandang dengan pandangan
su’udzon yang gegabah memberikan hukum bid’ah sayyiah (sesat) terhadap
peringatan maulid. Padahal banyak ulama yang berkompeten yang melakukan
tradisi yang baik ini secara turun menurun. Secara lembut dan bijaksana
ulama-ulama mendakwahkan Islam tanpa kekerasan, tanpa disadari
masyarakat bahwa ulama telah mendakwahkan melalui tradisi menjadi
syar’i, sekatenan (syahadatain) dan tradisi-tradisi lain.

Namun pandangan suu’dzonlah yang menutup
mata hati sehingga dengan mudah mereka mengeluarkan orang dari
Islam(dengan membidahkan bahkan mensyirikkan tradisi) padahal dengan
susah payah ulama-ulama pendahulu kita secara halus mendakwahkan Islam.
Ulama yang baik adalah ulama yang sibuk mengislamkan orang2 kafir, sedang ulama yang buruk adalah ulama yang sibuk mengkafirkan orang2 Islam. Meski ada yang keras hati menyangkal maulid tidak dilakukan generasi
Nabi, dan generasi setelahnya tapi apakah manfaat dari
perdebatan masalah khilafiyah. Padahal kenyataannya peringatan maulid
justru memberikan manfaat, maslahat dan keuntungan. Diantaranya :

1. Majelis Dzikir

Acara maulid
adalah pembacaan biografi Nabi, yang didalamnya berisi siroh, tarikh
Nabi, juga doa, sholawat. Mengenai sholawat jelas di Alquran dinyatakan
bahwa Allah dan malaikatnya senantiasa
bersholawat atas Nabi.Dan Allah memerintahkan kepada orang-orang yang
beriman untuk bersholawat dan salam kepada Nabi. (Al Ahzab : 56 ). Kata
Yusholluna (senantiasa ) menurut ilmu shorof menggunakan fiil mudhari
yang berarti istimror / continous sampai sekarang masih berlangsung.

2. Berkumpul dengan Ulama’ dan Orang Saleh

Acara maulid
seringkali dihadiri banyak ulama, orang saleh, berakhlaq. Nabi
memerintahkan kita untuk berkumpul, duduk bareng ulama’, hukama / ahli
hikmah, bukan ahli debat. Tidak semua orang pintar memiliki hikmah,
banyak orang memiliki kepandaian tapi jarang yang bisa dijadikan
keteladan. Majelis maulid ini adalah majelis shalihin yang dapat
memberikan keteladanan.

3. Dakwah

Di majlis maulid
tidak hanya dihadiri ulama’ dan orang saleh, orang awam bahkan preman,
gali pun ikut hadir dalam rangka mengambil manfaat dari keberkahan
majelis yang baik dan dihadiri banyak orang baik, mereka datang karena
merasa banyak dosa berharap Allah meleburkan dosa-dosanya melalui
majelis dzikir,majelis ilmu, dan majelis shalihin. Melalui majlis maulid
ini orang awam melihat bagaimana ulama duduk, adab mereka dalam majelis
sehingga secara tidak langsung sebagai media dakwah bagi mereka.

4. Majelis Ilmu

Tidak diragukan lagi majelis maulid adalah
majelis yang didalamnya dibacakan biografi Nabi yang merupakan sumber
ilmu untuk diteladani dan ditiru. Setelah maulid di isi mauidhoh hasanah
yang juga isinya ilmu, untuk lebih mengenal dan mencintai Nabi, sehingga
muncul semangat untuk meneladi Nabi, makhluk tersuci yang tidak pernah
mencaci dan memaki.

5. Ajang silaturahmi

Maulid ajang silaturahmi, bertemu sesama
muslim dengan satu visi dan tujuan yang sama mencintai dan meneladi
Nabi. Nabi adalah sosok yang lembut hati, mendambakan kebaikan dan
kerukunan manusia, bukan perpecahan dan saling menyalahkan. Bahkan di
Pekalongan,Habib Luthfi bin Yahya maulid pernah dihadiri biksu, dan non
muslim lainnya. Dan tidak ada larangan kita untuk hidup rukun dengan
agama lain, karena Islam adalah agama Rahmatan lil Alamin, kasih sayang
terhadap semua makhluk.

6. Sedekah

Usai maulid disajikan makan bersama ada
yang kebuli atau makanan lainnya, ini merupakan sedekah, menyenangkan
hati muslimin yang hadir, juga media untuk menarik bagi orang yang lemah
imannya, menarik hati anak-anak untuk ikut hadir sebagai media
pengenalan Nabi sejak dini. Namun mata hati yang tertutup oleh prasangka
buruk akan melihat hal ini sebagai media pemuas nafsu, tapi begitulah
teko akan mengeluarkan apa yang ada didalamnya, prasangka pemuas nafsu bisa
jadi ekspresi dari apa yang dialaminya Wallu ‘alam.

7. dan masih banyak manfaat lagi ..

Kesimpulan

Terlepas dari polemik di atas, pelaksanaan maulid Nabi adalah
perbuatan Bid'ah walaupun disinyalir mendatangkan dan memberikan manfaat
kehidupan beragama kaum muslimin secara filosofis, peringatan maulid Nabi dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah
yang kemudian ditunjukkan dengan mengikuti segala sunahnya dan
menumbuhkan kesadaran akan beragama menuju kesempurnaan takwa, tapi
tetap didahului dengan perbuatan Bid'ah. Secara sosiologis, dengan asumsi kehidupan manusia di abad ini, dengan kecenderungan bergaya hidup konsumeristik, hedonistik, dan materialistik,
punya andil cukup besar terhadap penurunan tingkat kesadaran seseorang,
maka peringatan maulid Nabi menjadi tuntutan religius yang penting.

Hadist

Kekhawatiran ini tidak terlalu berlebihan bila kita lihat sabda Nabi:

“Pada mulanya Islam
itu asing dan akan kembali asing, maka
berbahagianlah bagi orang-orang yang dianggap asing, yakni mereka yang telah
menghidupkan sunah Nabi, setelah dirusak orang. Orang yang berpegang
teguh dengan sunahku ketika terjadi wabah dekadensi moral, pahalanya
sama dengan pahala seratus orang yang mati syahid.”
(HR. Ibnu Abbas)

dan kekhawatiran akan menjadi hilang jika kita berwawasan secara
meluas,memang semua pekerjaan yang kita lakukan dizaman sekarang ini
adalah bid'ah,karena tidak dilakukan dan tidak diperintah oleh nabi
sendiri,tapi kita tahu bahwasannya bid'ah itu ada 2 macam yaitu bid'ah
hasanah (bid'ah yang baik) dan bid'ah sayyi'ah(bid'ah yang jelek dalam
artian menyimpang dari syariat), Jadi kita tidak meniru Rosul hanya
konteks saja, tapi juga nonkontekstualnya. Berbahagialah orang yang
selalu mengagungkan Rosul,dan jangan mudah menganggap sesuatu itu bid'ah
dlolalah finnar, Kita tentunya inGin umat islam bersatu padu
mengunggulkan ISLAM, jangan mudah trpedaya kaum yang ingin
memecahbelahkan umat islam baik dari dalam ataupun dari luar. Alloh
selalu bersama orang2 yang benar.







0 comments:

Post a Comment