SMP NEGERI 2 KADEMANGAN

TERWUJUDNYA SEKOLAH YANG UNGGUL, DALAM PRESTASI, BERDISIPLIN YANG TINGGI, BERBUDAYA DENGAN WAWASAN IMTAQ

KAMADA CITRA MANDIRI

cerdas terampil dan mandiri

Junior High School

realization superior schools, in progress, the high disciplined, cultured with insight imtaq

ALamat :

Jl. Sadewo No.74 Kel. Kademangan Kab. Blitar

Tut wuri handayani

dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan

Thursday, September 29, 2011

Bendera Setengah Tiang untuk PAHLAWAN




Friday, September 23, 2011

PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA



Sejarah G-30-S/PKI Peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan tonggak sejarah yang harus diluruskan. Silahkan dibaca artikel berikut ini yang mengupas tentang Gerakan 30 September PKI Partai Komunis Indonesia yang menjadi awal Hari Kesaktian Pancasila. Benarkah ada bahaya laten komunis? Baca juga pengajuan referendum atas UUD 1945 oleh Gubernur Yogyakarta.

***

Dulu ketika masih di SD, SMP dan SMA, setiap tanggal 1 Oktober, saya dan juga satu generasi lainnya di Indonesia, selalu diwajibkan ikut upacara Hari Kesaktian Pancasila di sekolah.

Hari untuk memperingati dimana Pancasila tetap sakti, tidak takluk oleh ideologi komunis. Hari untuk memperingati saat enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat gugur dalam peristiwa yang hingga kini menjadi sejarah kelam negeri ini, peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G-30-S/PKI.

Dulu setiap tanggal 30 September malam, pasti diputar film berjudul Pengkhianatan G-30-S/PKI di televisi. Film sama yang diputar berulang-ulang sampai 12 tahun berturut-turut hingga pemirsa hafal detail jalan ceritanya. Film dengan tata musik dan efek suara yang mencekam. Waktu SD tiap kali adegan pembunuhan para jenderal dimulai, saya selalu tidak berani menontonnya, saya merasa takut bahkan sampai berbekas hingga sekarang. Bagi saya waktu itu, Pengkhianatan G-30-S/PKI adalah film horor yang maha menakutkan.

Setelah Orde Baru tumbang dan era reformasi bergulir, banyak orang bersuara tentang peristiwa tahun 1965. Banyak orang yang merasa tidak bersalah tapi disalahkan dalam kasus itu lalu dipenjara bertahun-tahun tanpa pengadilan. Orang yang terlibat dan dituduh antek PKI seperti menanggung ’dosa turunan’ bapak, anak hingga cucu akan menerima stigmatisasi sebagai PKI juga sehingga ruang gerak sosial-ekonomi dibatasi. Stigmatisasi tersebut secara massal menimpa etnis Tionghoa hanya karena mereka dianggap punya afiliasi dengan RRC yang pada waktu itu mendukung PKI. Padahal banyak yang dituduh tersebut justru rakyat awam yang tak tahu apa-apa.

Dulu waktu rezim Orde Baru berkuasa, pelajaran sejarah selalu menunjukkan bahwa PKI adalah pelaku utama satu-satunya peristiwa 30 September 1965. Pascareformasi, ada yang menyuarakan PKI cuma kambing hitam dari intrik dan ambisi segelintir orang untuk meraih kekuasaan. Sampai sekarang, misteri seputar peristiwa yang menjadi titik balik revolusi di Indonesia dan berujung 32 tahun rezim Orde Baru berkuasa, masih gelap. Entah kapan misteri itu akan terkuak.

Dari sekian banyak pelajaran sejarah tentang Indonesia, mungkin peristiwa 1965 yang paling rumit. Bisa jadi buku pelajaran sejarah yang sekarang dibaca anak-anak SD, SMP dan SMA tentang peristiwa itu sudah sangat berbeda dengan pelajaran sejarah tentang peristiwa itu yang dulu saya terima. Bisa jadi, sudah sangat berbeda. Dulu, dari SMP hingga perguruan tinggi seluruh rakyat Indonesia wajib mengikuti Penataran P4 yang merupakan indoktrinasi Pancasila yang selalu menekankan bahaya laten PKI. Tapi kini Penataran P4 tidak ada lagi bahkan pelajaran PMP dan mata kuliah Pancasila juga dihapuskan.

Sejarah Gelap

Setelah Orde Baru tumbang, debat tentang G-30-S/PKI seakan tidak pernah berhenti. Ia terus menjadi kontroversi. Tetapi ada kecenderungan, mereka yang semula meyakini PKI menjadi dalang Gerakan 30 September 1965 mulai mengendur atau sekurangnya mereka seperti cukup berkata dalam diam. Sementara suara yang menolak atau tak percaya keterlibatan PKI makin nyaring. Ada pihak yang menghendaki penyebutan G-30-S/PKI cukup dengan G-30-S saja tanpa singkatan PKI, karena ada gugatan keraguan bahwa PKI yang mendalangi gerakan tersebut. Ini patut diperdebatkan.

Negara juga cenderung bersikap pasif dan membiarkan keraguan ini terus menyeruak di tengah masyarakat. Kini selama reformasi misalnya, setiap 30 September tak ada lagi kewajiban mengibarkan bendera setengah tiang tanda perkabungan nasional. Para guru di sekolah juga tak lagi segairah dulu menjelaskan kejahatan dan kebiadaban PKI. Zaman memang telah berubah, juga pandangan-pandangan masyarakatnya tentang hal-hal yang dulu dianggap ‘luar biasa’. PKI kini memang tak lagi dianggap sebagai monster atau hantu menakutkan.

Dulu, hal-hal yang berkenaan dengan komunis diberangus bahkan buku yang ditulis oleh orang yang berhaluan ’kiri’ juga dilarang beredar. Buku-buku sastra karya Pramudya Ananta Toer dilarang hanya karena ia bekas pemimpin Lekra, salah satu onderbouw PKI. Kini, komunis sebagai ideologi yang dibicarakan biasa-biasa saja, bahkan buku-buku tentang ideologi komunis bebas beredar di masyarakat. Toh, dengan membaca buku-buku Karl Marx atau Friederich Engels misalnya, tak lantas membuat orang menjadi komunis.

Apa yang sebenarnya terjadi 45 tahun lalu, pada sebuah peristiwa yang disebut Gerakan 30 September atau G-30-S atau G-30-S/PKI oleh mereka yang yakin pelakunya Partai Komunis Indonesia? Peristiwa ini kadangkala juga disebut Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) atau Gestok (Gerakan Satu Oktober) karena secara kronologis peristiwa ini memang terjadi pada 1 Oktober dini hari. Pertanyaan itu hampir tidak pernah memperoleh jawaban yang lengkap. Bahkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagai bagian dari rangkaian peristiwa yang terkait, juga masih diperdebatkan isi dan bentuknya, bahkan dokumen aslinya belum ditemukan hingga sekarang.

Hal ini menunjukkan bahwa sejarah bangsa Indonesia diwarnai babak-babak yang masih kelabu, bahkan gelap. Berbagai buku yang diterbitkan tidak cukup memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Buku-buku yang muncul, bukan saja berisi informasi yang berbeda, bahkan bertentangan. Masyarakat disodori buku-buku yang dikritik memiliki banyak kelemahan, menggunakan sumber-sumber yang tak teruji dan berbau kepentingan, serta hanya untuk mengecam dan melakukan pembelaan diri atas dosa di masa lalu.

Buku-buku, perbincangan, bahkan seminar ilmiah belum mampu menguak misteri peristiwa yang bersimbah darah yang dialami bangsa ini. Jangan dikira bahwa korban G-30-S adalah hanya para perwira yang kini disebut Pahlawan Revolusi. Tapi efek dari lanjutannya adalah ’pembersihan’ secara sistematis dan massal dari orang-orang yang diduga terlibat G-30-S. Sumber-sumber dari luar negeri menyebutkan angka korban jiwa mencapai 1,9 juta di seluruh Indonesia di tambah jutaan orang yang terampas kemerdekaan, hak politik, ekonomi sosial dan budayanya.

Kebesaran Jiwa

Kegelapan sejarah ini ternyata bukan saja dialami oleh mereka yang lahir setelah tahun 1965, tetapi juga mereka yang sudah lahir beberapa tahun sebelumnya. Dan sekarang, guru-guru sekolah dibiarkan memilih sumber sendiri untuk menjelaskan semua itu kepada murid-muridnya. Kita tidak tahu apa yang ada di pikiran anak-anak kita tentang peristiwa yang begitu besar dan mewarnai perjalanan bangsa.

Dalam keadaan seperti ini, maka setiap orang bisa menulis sejarah itu dalam memorinya sendiri, dengan persepsi dan versinya sendiri. Sebagai bangsa kita tidak memiliki sejarah yang sama, karena banyak sekali peristiwa yang tidak kita pahami dan terima secara bersama. Ini adalah titik rapuh yang serius bagi bangsa kita, karena kebangsaan kita sebenarnya dibangun dengan pengalaman sejarah yang sama dan hanya akan bisa dipertahankan dengan kebersamaan dalam ’menulis’ sejarah yang sama pula.

Keprihatinan dan kepedulian tentang masalah ini tampaknya juga belum mampu menggerakkan kita untuk mengatasi masalah ini. Elite-elite kita yang berada pada pusaran sejarah peristiwa-peristiwa tersebut masih begitu berat untuk bicara jujur dan meletakkan pelita untuk menerangi babak-babak sejarah itu. Pertimbangan melindungi diri terlihat begitu kuat daripada kepentingan bangsa, dan membiarkan bangsa ini tidak pernah berdamai dengan masa lalunya.

Sementara buku-buku yang muncul dengan informasi yang simpang siur dan bertabrakan, justru membuat masalah masa lalu itu terus hidup dan terus menghantui sampai sekarang. Dan sejarah yang gelap tidak memberikan pelajaran apa-apa bagi kita sekarang, kecuali menjadi beban. Kita khawatir bahwa keadaan yang seperti ini akan semakin parah dan kita sebagai bangsa kehilangan orientasi tentang jati diri, bangsa tanpa sejarah.

Sejarah memang tidak sepenuhnya berupa kegemilangan yang dicatat dengan tinta emas. Sejarah tidak selamanya berisi kejayaan yang diabadikan dalam prasasti atau monumen peringatan. Memang diperlukan kebesaran jiwa untuk mencatat sejarah secara jujur dan objektif, juga kesediaan mencatat kepahitan dan sisi buruk kita sebagai bangsa, agar kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa masa lampau. Sejarah dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki kondisi di masa depan.

Penguakan misteri G-30-S/PKI bukan untuk meneruskan dendam, tetapi justru agar kita bisa belajar dari masa silam. Belajar dari kesalahan masa silam juga bisa meningkatkan kualitas kita sebagai bangsa. Sejarah di mana pun memang sering melahirkan perdebatan tiada henti. Ia bisa menjadi amat subjektif tergantung dari mana melihatnya. Karena itu, sering pula batas antara pahlawan dan pengkhianat hanya terpisah oleh batas yang amat tipis, yakni pergantian rezim atau politik. Tetapi apa pun alasannya, sebuah bangsa mestinya mempunyai sejarah yang ditulis dengan jujur.

Dan sekarang ini bangsa Indonesia memerlukan kebesaran jiwa untuk meluruskan sejarah masa lalu yang masih gelap, termasuk peristiwa 45 tahun lalu dan peristiwa-peristiwa penting kemudian. Dalam konteks ini kita perlu mendorong Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan Nasional, ahli sejarah, akademisi di perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk bersinergi menulis ulang bagian-bagian gelap sejarah kita secara objektif, jujur dan bisa dipertanggungjawabkan agar generasi mendatang tidak larut dalam keraguan.***

dari: analisadaily.com

Oleh : Fadil Abidin
* Penulis adalah pemerhati masalah sosial-kemasyarakatan, guru dan mahasiswa FIP Program PSKGJ Unimed



Thursday, September 22, 2011

Monumen Trisula (Bakung)



Untuk mengenang penumpasan PKI yang ada di Blitar Selatan, Monumen Trisula terletak di desa Bakung Kecamatan Bakung 40km dari kota Blitar. Di dekat Monumen terdapat bangunan rumah pedesaan yang dahulunya di pakai sebagai pusat Komando Operasi Trisula pada tahun 1968 dan juga foto-foto pelaksanaan Operasi Trisula.

Dan juga setiap tanggal 14 Agustus bertepatan dengan hari pramuka diperingati dengan "Gerak Jalan Bakung-Blitar". acara gerak jalan yang dimulai seusai magrib ini selalu diresmikan dan diberangkatkan oleh bapak Bupati Blitar. peserta terdiri dari gugus depan SMA se Kab-Kota blitar. jalur dimulai dari monumen trisula ini dan finish di tamana makam pahlawan Kota Blitar. jalur yang ditempuh sekitar 33 km, 20 km permulaannya adalah jalur pengunugan. untuk menyelesaikan gerak jalan ini seorang team akan baru sampai finish sekitar pukul 03.00 dini hari dan melewai 3 pos. betapa kuat dan semangatnya peserta dapat disaksikan di sepanjang jalur tersebut


Peristiwa (dulu: Pemberontakan PKI) Madiun 1948




PERISTIWA Madiun (Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan atau situasi chaos yang terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.



Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.

Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).

Tawaran bantuan dari Belanda

Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuan untuk menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akan segera memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia. Memang kelompok kiri termasuk Amir Syarifuddin Harahap, tengah membangun kekuatan untuk menghadapi Pemerintah RI, yang dituduh telah cenderung berpihak kepada AS.


Latar belakang

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongan sosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadi Komandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri.

Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembali dari Moskow, Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Musso, antara lain Mr. Amir Sjarifuddin Harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, dll.

Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.

Tanggal 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ketiga orang tersebut dibunuh dan mayatnya dibuang di dalam hutan. Demikian juga dr. Muwardi dari golongan kiri, diculik dan dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya. Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.

Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI saat itu, termasuk Wakil Presiden/Perdana Menteri Mohammad Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Domino Theory. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.

Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "Huisje Hansje" Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Sukiman, Menteri Dalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkan di pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan", diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency - CIA

Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pada dia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dari Pemerintah Pusat

Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-Amir Syarifuddin atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI Madiun.


Akhir konflik

Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.

Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti pasukan-pasukan pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.

Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdeka di Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka, lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap.

Baru pada akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Musso tewas atau dapat ditangkap. Sebelas pimpinan kelompok kiri, termasuk Mr. Amir Syarifuddin Harahap, mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada 20 Desember 1948, atas perintah Kol. Gatot Subroto.

Sumber
Wiki Indonesia
McMahon, Robert J., Colonialism and Cold War: The United States and the Struggle for Indonesian Independence. London: Cornell University Press, 1981, dalam History of U.S. Diplomatic Relations in Indonesia
Rosihan Anwar, Agen CIA yang saya kenal. Peristiwa Madiun 1948, Kompas Online, Kamis, 18 September 1997
T.B. Simatupang, Laporan dari Banaran, Kisah pengalaman seorang prajurit selama perang kemerdekaan, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta 1960, hlm. 82
Wawancara Radio Nederland dengan Ibrahim Isa
Kesaksian Sumarsono (1), (2).


Thursday, September 15, 2011

Belajar Bahasa Korea



1.Apa Kabar?= Anyong Aseo
2.Sampai Jumpa= Anyong
3.Kurang Ajar= Monyong
4.Tidak Lurus= Men Chong
5.Pria suka berdandan= Ben Chong
6.Gak Punya Duit = Nao Dhong
7.Belanja= Bao Rhong
8.Merampok = Choo Long
9.Kendaraan Berkuda= An Dhong
10.Jual Mahal= Gheng Xi Dhong
11.Ngelamun= Bae Ngong
12.Kiss me= Soon Dhong Yang
13.Sweet memory= Choo Pang Dhong
14.Mobil mogok= Dho Rong Dhong
15.Lapangan luas= Park King Lot
16.Nasi dibungkus daun pisang= Lon Thong
17.Cowok Cakep Kaca Mata= Bae Yong Jun
18.Cowok Cakep Rambut Lurus= Jang Dong Gun
19.Cowok Cakep Rambut Keriting= Ahn Jung Hwan
20.Bagian belakang= Bho Khong
21.Masih muda= Bron dhong
22.Punggung gatal= Ga ruk dhong
23.Telur asin= Ndok A Chin
24.Sendok Gede= Cen Thong
25.Celana Sobek= Bho Long
26.Kepala Botak= Kin Clong
27.Orang Hitam= Goo Shong
28.Mulut= Mon Chong
29.Saringan Botol = Choo Rhong

Kumpulan pepatah konyol



DONT JUDGE THE BOOK BY THE COVER (Jangan menghukum buku dengan koper)
Jangan putus asa, tidak semua orang menilai manusia dari fisiknya, sapa tau bisa dari rumahnya, mobilnya, pekerjaannya, atau tabungannya.

LIKE FATHER LIKE SON (Suka bapaknya, suka juga sama anaknya)
Jangan salahkan diri kamu kalau kamu jelek, salahkanlah orangtuanya, karena jelek itu keturunan… iya kan?!

THE BEAUTY IS UNDER THE SKIN (Jadi cakep kalo uda ganti kulit)
Perbaiki inner beauty kamu, itu kalau ngerasa sisi luar kamu udah ancur ga ketolong lagi…

NO GAIN WITHOUT PAIN (Ga dapet duit kalo ngga kesakitan dulu…kaya kuda lumping)
Jangan sakit ati kalo dikatain jelek, cuek aja, inget film ‘Beauty and TheBeast’ kan?

JUST BEE YOURSELF (Sengatkan diri anda dengan tawon)
Jadilah diri kamu sendiri, kalau kamu jelek syukurilah, soalnya kalo kamu cakep pasti kamu bakal banyak dosanya.hehehe…

THE TRUTH IS OUT THERE (Yang bener boleh keluar)
Kalau orang lain menilai kamu jelek, jangan diambil ati, penilaian manusia tidak selalu benar (maksudnya kali kamu sebenarnya lebih jelek lagi)

THE RIGHT MAN IN THE WRONG PLACE (Orang disebelah kanan, salah tempat… harusnya di sebelah kiri)
Cakep-jelek itu tergantung lingkungan, misalnya kamu di sini jelek tapi di Kebun binatang bisa paling cakep lho, makanyapindah ke sono aja. hehehe…

LOVE IS BLIND (Mencintai orang buta)
Cinta tidak memandang cakep atau jelek, ga percaya? Tanyakan hal ini sama orang jelek… Memang CAKEP itu RELATIVE…tapi kalo JELEK itu MUTLAK BROOO

Sumber

Kalender Hari hari Besar Indonesia



Bulan Januari
01 Januari - Tahun Baru Masehi
01 Januari - Hari Perdamaian Dunia
05 Januari - HUT Korps Wanita Angkatan Laut
10 Januari - Hari Tritura
10 Januari - Hari Lingkungan Hidup Indonesia
15 Januari - Hari Peristiwa Laut atau Samudera
25 Januari - Hari Gizi
25 Januari - Hari Kusta Internasional


Bulan Februari
02 Februari - Hari Lahan Basah Sedunia (konvensi Ramsar)
09 Februari - Hari Pers Nasional
13 Februari - Hari Farmasi

Bulan Maret
01 Maret - Hari Kehakiman Indonesia
06 Maret - Hari Kostrad
06 Maret - Hari Konvensi CITES (perdagangan satwa liar)
08 Maret - Hari Wanita Internasional
09 Maret - Hari Wanita Indonesia
10 Maret - Hut PARFI
11 Maret - Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)
18 Maret - Hari Arsitektur Indonesia
20 Maret - Hari Kehutanan Dunia
22 Maret - Hari Air Internasional
23 Maret - Hari Metereologi Sedunia
24 Maret - Hari Peringatan Bandung Lautan Api
30 Maret - Hari Film Indonesia

Bulan April
01 April - HUT Bank Dunia
06 April - Hari Nelayan Indonesia
07 April - Hari Kesehatan Indonesia
09 April - Hari Penerbangan Nasional
19 April - Hari HANSIP
21 April - Hari Kartini
22 April - Hari Bumi / Earth Day / KTT Bumi
24 April - Hari Angkutan Nasional
27 April - Hari Lembaga Pemasyarakatan Indonesia

Bulan Mei
01 Mei - Hari Buruh Internasional
01 Mei - Hari Peringatan Pernbebasan Irian Barat
02 Mei - Hari Pendidikan Nasional
03 Mei - Hari Surya
05 Mei - Hari Lembaga Sosial Desa
08 Mei - Hari Palang Merah Internasional
11 Mei - Hari POM TNI
17 Mei - Hari Buku Nasional
20 Mei - Hari Kebangkitan Nasional

Bulan Juni
01 Juni - Hari Lahirnya Pancasila
03 Juni - Hari Pasar & Modal Indonesia
05 Juni - Hari Lingkungan Hidup Sedunia
21 Juni - Hari Krida Pertanian
22 Juni - HUT Kota Jakarta
23 Juni - Hari Konvensi Bonn
24 Juni - Hari Bidan Indonesia
29 Juni - Hari keluarga Nasional

Bulan Juli
01 Juli - Hari Bhayangkara
01 Juli - Hari Anak-anak Indonesia
05 Juli - Hari Bank Indonesia
09 Juli - Hari Peluncuran Satelit Palapa
12 Juli - Hari Koperasi Indonesia
22 Juli - Hari Kejaksaan
23 Juli - Hari Anak Nasional

Bulan Agustus
08 Agustus - Hari ASEAN
10 Agustus - Hari Veteran Nasional
14 Agustus - Hari Pramuka
17 Agustus - Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
18 Agustus - Hari Konstitusi Indonesia
19 Agustus - Hari Departemen Luar Negeri
21 Agustus - Hari Maritim Nasional
24 Agustus - HUT TVRI

Bulan September
01 September - Hari POLWAN
04 September - Hari Pelanggan Nasional (mulai 2003)
08 September - Hari Aksara
08 September - Hari Pamong Praja
09 September - Hari Olahraga Nasional
11 September - Hari Radio Republik Indonesia
17 September - Hari Perhubungan Nasional
24 September - Hari Agraria Nasional / Hari Tani
27 September - Hari ParPostel
28 September - Hari Kereta Api
29 September - Hari Sarjana
30 September - Hari Pemberontakan PKI

Bulan Oktober
01 Oktober - Hari Kesaktian Pancasila
02 Oktober - Hari Batik Dunia
05 Oktober - HUT Tentara Nasional Indonesia
09 Oktober - Hari Surat Menyurat Internasional
10 Oktober - Hari Cuci tangan Sedunia
14 Oktober - Hari Pangan Sedunia
15 Oktober - Hari Hak Asasi Binatang
16 Oktober - Hari Parlemen RI
24 Oktober - HUT PBB
24 Oktober - Hari Dokter Indonesia
27 Oktober - Hari Penerbangan Nasional
28 Oktober - Hari Sumpah Pemuda
30 Oktober - Hari Keuangan

Bulan November
03 November - Hari Kerohanian
10 November - Hari Pahlawan
12 November - Hari Kesehatan Nasional
14 November - Hari BRIMOB
16 November - Hari Konferensi Warisan Dunia
21 November - Hari Pohon
25 November - Hari Guru / HUT PGRI

Bulan Desember
01 Desember - Hari AIDS sedunia
02 Desember - Hari Konvensi Ikan Paus
03 Desember - Hari Penderita Cacat
04 Desember - Hari Artileri

09 Desember - Hari Anti Korupsi Dunia
09 Desember - Hari Armada RI
10 Desember - Hari HAM
12 Desember - Hari Transmigrasi
15 Desember - Hari Infantri
15 Desember - Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
19 Desember - HUT Tentara Nasional Indonesia
20 Desember - Hari Sosial
22 Desember - Hari Ibu
22 Desember - Hari Sosial
22 Desember - Hari Korps Wanita Angkatan Darat
25 Desember - Hari Natal
29 Desember - Hari Keanekaragaman Hayati

Wednesday, September 7, 2011

kupat janur klapa dalam lebaran



Beberapa hari menjelang Lebaran ini, ada banyak hal dan juga kabar yang lumayan bisa menjadikan banyak cerita baik di media cetak ataupun media elektronik. Ada berita tewasnya dedengkot Térosrist, Noordin M Top, ada yang berharap cemas tentang Lebaran yang masih tentative, belum lagi mengenai mulai susahnya sarana transportasi bagi mereka yang berkeinginan pulang kampung. Namun ada satu hal yang tadi saya lihat mampu menarik simpati untuk menuliskannya, yaitu beberapa orang yang bersepeda memuat satu bawaan ketupat, mereka adalah pedagang ketupat musiman…

Dalam tradisi puasa baik dari pertengahan bulan puasa sampai dengan saat berlebaran seperti sebentar lagi akan dirayakan oleh kita semua (terutama umat muslim) acapkali kita melihat hidangan yang berujud ketupat.

Sesuai cerita yanng sempet saya tahu bahwa Sunan Bonang adalah satu dari sekian orang yang menunjukkan satu perlambang tentang puasa dan hari raya dengan melalui simbol-simbol budaya Jawa. Beliau berujar bahwa hendaknya kita dalam menjalankan ibadah puasa musti sungguh-sungguh dengan harapan agar nantinya setelah berpuasa bisa menikmati ketupat yang dalam bahasa Jawanya lebih sering disebut sebagai kupat.

Sebagian dari kita tahu, Kupat adalah makanan yang berasal dari nasi putih yang dimasak di dalam janur, yaitu daun kelapa yang masih muda . Sementara nilai Philosophy dari kata Janur itu sendiri melambangkan sebuah arti dari jatining nur, sejatinya Cahaya, dapat di definisikan sebagai putih bersihnya hati karena telah menjalankan ibadah puasa Ramadhan secara ikhlas dan sungguh-sungguh. Selain itu kupat juga bisa diartikan sebagai laku sing papat dengan kata lain terdapat empat keadaan yang akan di terima sebagai berkah oleh meréka-meréka yang mampu melaksanakan ibadah puasa secara benar. Empat keadaan sebagai berkah itu adalah lebar, lebur, luber, dan labur.

Lebar secara harafiah bisa di artikan selesai, dapat di definisikan berarti selesai kewajiban puasanya dengan melegakan. Sedangkan lebur arti harfiahnya adalah hilang, jadi mampu di artikan terhapus semua dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu. Luber harfiahnya adalah melimpah , sehingga bisa dijlèntrèhkan sebagai berlimpah-ruahnya pahala dan amal-amalnya. Labur adalah satu cat yang berwarna putih-bersih, berarti bersih dirinya dan cerah-bercahaya wajah bagi meréka yang lolos ibadah puasanya.

Namun selain hal tersebut diatas, masih ada lagi satu deskripsi mengenai makna tersembunyi dari tradisi yang menggunakan kupat tersebut, yaitu laku papat yang menunjukkan pada satu pernyataan tentang sedulur papat lima pancer-kakang kawah adhi ari-ari. Sebenarnya banyak sekali pemaknaan atas kalimat ini, namun coba saya sebut satu yang masih sangat berhubungan dengan pokok-bahasan kupat diatas. Sedulur papat lima pancer dapat didefinisikan sebagai empat tempat yang berfungsi sebagai saudara mata angin kita, ada barat-timur-utara juga selatan atau bisa juga arah kanan, kiri, depan dan belakang. Sementara kakang kawah adhi ari-ari sebagai atas dan bawah.

Itu semua adalah pilihan sikap satu hidup yang kita jalani. Dengan puasa diharapkan kita semua bisa membedakan arah tersebut. Dari nilai tradisi sungguh dapat dilihat bahwa Sunan Bonang dan juga sunan-sunan lain penyebar Islam di tanah Jawa telah menyampaikan satu titik pesan budaya luhur pada kita semua. Semoga kita semua mampu merawat dan menjaganya sehingga tetap adiluhung tak di caplok oleh negara lain. Kita tahu kalau para Sunan pada saat itu bisa menyelaraskan serta menterjemahkan pesan penting tentang puasa dengan bahasa dan budaya Jawa, tentu saja hal ini dilakukan juga berdasarkan riset setelah menggali dengan tidak menyimpang dari pesan aslinya melalui pesan Kanjeng Nabi Muhammad dalam bahasa dan budaya Arab. Tak ada pemaksaan kehendak disana, bahwa harus mengenakan pakaian tradisi ala Arab…

Inti dari dakwah Sunan Bonang tentang ibadah puasa untuk menuju Jatining Nur dan meraih Laku sing Papat itu tak menyimpang dari ajaran, bahkan mampu dibuktikan dalam satu Hadist, “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan penuh kesungguhan (maka) akan diampuni segala dosanya yang telah lalu.”

Masih menurut pemahaman sebagai masyarakat Jawa bahwa pengampunan atas dosa yang pernah diperbuat adalah sejalan dengan pemaknaan tentang jatining nur, penggambaran pada hati yang putih-indah layaknya sebuah janur yang menyehatkan. Hal inipun masih sejalan dengan wulang-reh pada Tembang Dandanggula, Pamedhare wasitaning ati -terbukanya pintu hati… Bahwa pintu hati ini adalah juga suara Qalbu, karena kebersihan hati akan menjadi pemelihara yang sangat ampuh bagi kesehatan rohani dan jasmani.

Jatining nur-Kebersihan hati sangat erat sekali pada pemaknaan sebuah peringatan kesucian, Fitrah. Sehubungan dengan itu dengan tersimbulkan padabentuk janur tersebut yang diharap adalah pemaknaan akan arti sebuah kesucian batin. Jatining nur atau hati yang putih-bersih diperoleh karena pembersihkan dan pengampunan oleh Allah atas dosa-dosa yang tlah berlalu.

Pada akhirnya orang yang mendapat ampunan dari segala dosa itu berhak menikmati empat keadaan (kupat, laku sing papat). Orang yang berpuasa dengan iman dan sungguh-sungguh akan memasuki lebar (lebaran) atau menyelesaikan tugas dengan baik. Dan setelah terselesaikan tugas puasa dengan baik maka akan lebur (habis) semua dosanya, bahkan orang tersebut juga menikmati luber (melimpah ruah) pahala amal-amalnya sehingga menjadi labur atau indah berseri wajahnya.

Satu nilai budaya sekaligus philosophy dari dakwahnya Sunan Bonang tentang Kupat-Janur klapa tersebut selanjutnya semoga mampu kita jadikan pedoman refleksitas bersosial antar manusia, mampu kembali menjadi manusia suci layaknya bayi yang baru saja lahir, tercipta satu rasa tawadhu’, jauh dari kesombongan, dan tidak mau bersikap sewenang-wenang atau melanggar hak-hak orang lain dengan tindakan menyakiti hati sesama makhluk CiptaanNYA. Sehingga tercipta satu hubungan erat baik itu yang bersifat Vertikal maupun Horisontal, Hablum minallah & Hablum Minanas. Tak bakalan lagi ada rasa kecurigaan dan permusuhan diantara kita, baik itu satu keyakinan ataupun lain keyakinan, karena telah merasa damai hatinya, bagiku ya keyakinanku, bagimu ya Keyakinanmu, Lakum Dinukum Waliyadin. Dan pada akhirnya pilihan baik dan buruk itu adalah tindakan kita sendiri yang tentu saja didasarkan pada tindakan atas pemahaman satu keyakinan… [uth]

Kupat Janur Klapa, Menawi Lepat Nyuwun Pangapura…

Asal-usul Ketupat



Darimana sebenarnya asal-usul ketupat? siapa pertama kali yang menemukan dan mempopulerkan ketupat? Seperti tradisi-tradisi lain di indonesia pasti memiliki,sejarah latar belakang, tidak jarang ada makna filosofi dari tradisi-tradisi tersebut. bagaimana dengan ketupat? mari kita simak hasil penelusuran kami di google berikut ini :
(Link Sponsor) :


Umumnya ketupat identik sebagai hidangan spesial lebaran, tradisi ketupat ini diperkirakan berasal dari saat Islam masuk ke tanah Jawa.

Dalam sejarah, Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.

Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, diantaranya adalah mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat. Yang kedua, mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua. Yang ketiga mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.

Rupa (jenis-jenis) Ketupat Indonesia

Ketupat atau Kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara yang dibuat dari beras. Beras ini dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa dan dikukus sehingga matang. Ketupat paling banyak ditemui sekitar waktu Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa. Ketupat juga sering dihidangkan dengan sate. Bila dihidangkan dengan tahu dan gulai menjadi kupat tahu. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Singapura dan sebagainya.

Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Di Bali ketupat sering pula dipersembahkan sebagai sesajian upacara.

1. Ketupek Katan Kapau

Katupek katan yang khas Kapau, yaitu ketupat ketan berukuran kecil yang dimasak dalam santan berbumbu. Ketupat ketan adalah versi rebus dari lemang. Santannya menjadi sampai kental sekali dan merasuk ke dalam ketupat. Ketupat kentan ini bisa dimakan sebagai dessert, tetapi juga bisa dimakan dengan lauk pedas, misalnya gulai itik cabe hijau atau rendang.

2. Ketupat Glabed

Ada lagi sajian rakyat lain di Tegal yang sangat populer, yaitu Kupat Glabed. Kali ini bukan ketupat dari desa Glabed. Kupat glabed adalah ketupat yang dimakan dengan kuah kuning kental. Glabed sendiri sebenarnya berasal dari ucapan orang Tegal bila mengekspresikan kuah yang kental ini. Glabed-glabed!

Ketupatnya dipotong-potong, dibubuhi tempe goreng, dan disiram dengan kuah glabed. Tambahkan sambal bila ingin citarasa pedas. Topping-nya adalah kerupuk mi yang terbuat dari tepung singkong dan taburan bawang goreng. Sebagai lauknya, Kupat Glabed selalu didampingi dengan sate ayam atau sate kerang.

3. Ketupat Betawi (Bebanci)

Masakan paling khas dan unik yang dimiliki masyarakat Betawi adalah ketupat bebanci. Saat ini nggak ada orang yang jual ketupat bebanci. Padahal sangat unik dan enak.

Sesuai dengan namanya, ketupat bebanci adalah masakan dengan unsur utama ketupat. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah.



4. Ketupat Blegong (tegal)

Kupat Blengong (Kupat Glabed dengan daging Blengong, Blengong=Keturunan hasil perkawinan Bebek dan Angsa)

5. Ketupat Bongko (tegal)

Kupat Bongko adalah Ketupat dengan sayur tempe yang telah diasamkan.



6. Ketupat cabuk rambak (solo).

Cabuk rambak adalah ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, dan disiram dengan sedikit sambal wijen (dicampur kemiri dan kelapa parut yang terlebih dulu digongseng). Ada yang menyukai sambal yang sangat pedas, ada yang menyukai rasa sambal yang gurih. Rasa sambalnya memang sangat khas. Hidangan ini disajikan dengan kerupuk nasi yang disebut karak.



7 .Ketupat/lontong Sayur

Lontong Sayur. Biasanya Lontong sayur itu artinya santan kental yang gurih, tapi kalo mau sehat (baca: engga mau makan santan) dikasih soun, telur rebus dan ditaburi bawang goreng

Friday, September 2, 2011

Hari Raya Idul Fitri 1432 H



اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Keluarga besar SMP Negeri 2 Kademangan mengucapkan:

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ

“Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian.”

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432H.